Bangsa Yang Lost Generation
Firman Allah dalam Surat Al-An’am ayat 65:”Ka
Takanlah Allah berkuasa untuk mengirimkan kepada kamu dapat pertikaian berbagai golongan dan membuat kamu saling merasakan keganasan sesama kamu. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat kami Mudah-mudahan mereka memahaminya”.
Pada hakikatnya Islam telah mengajarkan, bahwa plutaritas dalam kehidupan masyarakat itu adalah sunnatullah , yang harus disikapi dengan saling mengakui eksistensi masing-masing , saling menghargai saling menghormati .Didalam suatu hadis Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan sebagai suatu organisme yang hidup terbangun dalam satu jaringan sistem yang saling terkait satu sama lain , sehingga apabila satu bagian mengalami sakit atau kesulitan , bagian-bagian lain juga akan turut merasakannya. Ajaran Islam mengajarkan kehidupan keloktif yang bersifat organik dan saling mendukung fungsi satu sama lain , bukan dalam bentuk hubungan yang saling benbenturan dan berlawanan (konflik) . Hubungan ini dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan yang membangun sinergi keseluruhan, bahkan distori jaringanpun apabila terjadi , harus diperbaiki dengan landasan nilai-nilai ketuhanan juga. Nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan bermasyarakat bnyak disebut didalam Alquranul Karim ,antara lain,hubungan antara masyarakat yang plural dari segi agama disebut pada surat Al-Kafirun dari ayat 1 s/d 6 dan secara umum landasan moral hidup bermasyarakat disebut pada surat Al-Hujarat ayat 10 s/d 13 , intinya saling mengakui eksistensi , saling menghormati dan juga saling menghargai.
Bangsa Lost Generation
Ayat-ayat tertera diatas ini berbicara tentang krisis multi dimensi 14 abab yang lalu dan kini seolah berbicara terhadap diri kita dengan munculnya berbagai azab sengsara seperti bumi yang semakin menyegat , karena lapisan ozon yang semakin menipis, angina badai yang menghancurkan , virus dari udara seperti attrac yang mematikan , flu dan hujan yang mengakibatkan banjir biasa dan banjir bandang ,kebakara hutan , semburan gas , konflik horizontal dan konflik vertikal dan sebagainya , semoga semua masalah ini akan dapat kita atasi dengan memberdayakan taqwa sebagai kualitas ideal dan maksimal sebagai seorang muslim,sesuai dengan kualifikasi taqwa, imtistalul awamir wa ijtinabun nawahi, ialah kesiapan menjalankan segala perintah Allah dan kesiapan segala laranganNya. Kesiapan ini sangat penting artinya dalam rangka menghadapi berbagai problema kebangsaan . Kita meyakini banhwa , andaikan saja anak bangsa ini (seluruh lapisan maysrakat , rakyat dan _Pemerintah , TNI dan Polri) memiliki kesiapan dalam menjalankan seluruh ketentuan yang ada, masalah- masalah politik di atas tidak akan muncul dan apa yang disebut pelanggaran hukum ,penegakan supremasi hukum (law imforcement) dan penciptaan pemerintahan yang bersih (good govermance) bukanlah menjadi sebuah masalah kebangsaan
Demikian juga andaikata kita memiliki kesiapan meninggalkan segala yang bertentangan dengan ketentuan negara dan bagsa,tentualah saja apa yang terjadi dalam hal penyakit masyarakat seperti perjudian, perzinahan, pornografi, pornoaksi,narkoba,korupsi dan lain-lain tidaklah akan terjadi.
Bertaqwa Orang Sabar
Orang bertaqwa ialah orang sabar , yaitu sabar dalam menjalankan segala perintahnya, sabar untuk meninggalkan segala laranganNya dan sabar dalam mengelola nikmatNya. Kita semua merasa khawatir , bahwa dala era globalisasi saat ini sikap hidup masyarakat bangsa indonesia akan lebih dipertajam oleh dominasi sektor kehidupan duniawi dengan modal budaya permisief dan honestik.
Dalam membentuk masyarakat yang tokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus mencakup 6 (enam) aspek kekuatan , yaitu aqidahnya, kokoh ibadatnya ,kokoh moralitasnya , kokoh ekonominya , handal persatuan dan kesatuannya, berkualitas ilmu pengetahuannya, maka dalam hal ini perlu kita bangun integritas antara ilmu dan iman, agar keberadaan umat islam di Indonesia menjadi umat yang berkualitas ,berbobot dab berprestasi.
Mari kita cermati prilaku anak bangsa kita di negeri ini, dekadensi moral kian mengkhawatirkan, krisis akhlak sangat memprihatinkan, apa yang dikatakan korupsi sangat mengherankan tak dapat diselesaikan , bangsa kita dicoba dengan ujian-ujian yang sangat berat , saling menyalahkan dimana-mana , krisis akhlak terus-menerus menghantui kita , persatuan dan kesatuan semakin pudar dan menipis. Sehingga untuk membangun bangsa yang kokoh dan utuh serta diridhoi Allah swt. Maka minimal ada tiga prinsip yang kita harus bangun di dalam diri kita ,keluarga,masyarakat dan Negara bangsa kita. Yang pertama, kita mulailah dengan niat yang benar ikhlas dan tulus, kedua, benar dalam perkataaan, tidak berbohong,tidak merekayasa ucapan supaya indah didengar , ketiga, dalam perbuatan terutama ditengah-tengah masyarakat , insyaAllah bangsa ini akan memperoleh ridho Allah swt. Yang akhirnya bangsa ini akan kokoh dan utuh sepanjang masa.
Keimanan Melahirkan Keikhlasan
Imam merupakan landasan yang paling kokoh , pijakan yang paling kuat dalam kita berasal dan berkarya, berbuat dan bertingkah laku , baik segala masyarakat danberbangsa . Keimanan akan melahirkan keikhlasan, keikhlasan aklan melahirkan kejujuran, kejujuran akan melahirkan kebaikan , kedamaian dan kebersamaan. Kalau begitu kesucian jiwa , kebersihan diri mutlak dibutuhkan dalam menbangun masyarakat ,bangsa dan negara.
Marilah kita laksanakan semuanya ini dengan penuh kesadaran dan tangungjawab sebagai warga negara yang baik dan kita laksanakan dengan niat yang ikhlas sebagai bagian dari suruhan agama dan menjahui larangannya . Masyarakat yang tahu akan tanggungjawab dan haknya sertra melaksanakan dengan sebaik-baiknya, baik pribadi, ditengah-tengah keluarga, ditengah-tengah masyarakat , pemerintah , kita tingkatkan sumber daya umat, dengan demikian insyaAllah kita akan kokoh dan utuh serta mendapat perlindungan dari Allah swt.
Drs.H.Hasan Maksun Nasution,SH,SPd.I, MA -(fhoto)
(Penulis Dosen STAI Sumatera ,PTI AL-Hikmah dan STAI.RA Batang Kuis. Dan Juga Penasehat Media Online - Mandiri Pos Online)